1. Mengasah keahlian baru

2. Lebih cakap dalam mengatur keperluan hidup

3. Komunikasi dengan keluarga semakin intens

4. Semakin kompak dengan teman-teman sesama perantau
Faktor lain yang juga menguatkan adalah kesadaran bahwa mereka tidak menghadapi kondisi ini sendirian. Dalam situasi luar biasa seperti saat ini, timbul rasa solidaritas tersendiri untuk saling menjaga satu sama lain. Bagi Luthfi, hal ini dilakukannya dengan membuat sebuah grup Whatsapp berisikan teman-teman satu kantor yang juga berpuasa di kost sebagai sarana untuk koordinasi dan berbagi informasi.
5. Semakin bersyukur atas nikmat sehat
Covid-19 memang telah memukul banyak orang, baik dari segi kesehatan maupun ekonomi. Bekerja sambil berpuasa dalam keadaan sehat pun kini menjadi catatan syukur tersendiri bagi Anggung dan Luthfi.
6. Menemukan cara lain untuk mengisi waktu luang
PSBB yang diberlakukan di Jakarta diperpanjang hingga 22 Mei 2020 alias 2 hari menjelang hari Lebaran. Hal ini otomatis membatasi pergerakan masyarakat. Artinya, tidak ada kumpul-kumpul buka puasa bersama, pengajian, atau bahkan shalat tarawih di masjid.
7. Sesungguhnya di sinilah iman dan kesabaran kita diuji
Bulan suci Ramadan adalah kesempatan yang baik untuk bertaubat dan semakin mempertebal iman. Kondisi luar biasa yang harus ditempuh sendirian di kota orang seperti yang dialami oleh Anggung dan Luthfi pun menjadi medium untuk meningkatkan iman dan kesabaran bagi mereka. Keduanya pun berpesan kepada semua anak kost yang bernasib serupa untuk terus menjaga kesehatan, meningkatkan ibadah, bersedekah, dan berkeyakinan bahwa mendekatkan diri kepada Allah adalah kunci untuk menghadapi kondisi ini.
- Terus berkomunikasi dengan keluarga dan orang-orang terdekat Jarak bukanlah alasan untuk tidak berkomunikasi. Selain untuk saling menanyakan kabar, mengobrol (secara virtual) dengan orang-orang terdekat juga bisa membuat kita semakin menyadari bahwa kita tidak sendirian menghadapi kondisi ini.
- Berinvestasi dengan membeli beberapa alat masak sederhana Kalau di kost tidak ada dapur, kamu bisa menyiasatinya dengan membeli beberapa alat masak listrik seperti rice cooker dan panci listrik untuk memasak nasi dan lauk sederhana. Jangan lupa untuk meminta izin terlebih dahulu kepada pemilik kost dan jelaskan bahwa kamu membutuhkannya untuk kondisi seperti saat ini.
- Belajar memasak sendiri Bukan sekedar telur ceplok atau mi instan. Belajar memasak resep sederhana untuk sahur dan berbuka puasa akan membantu kamu menghemat pengeluaran dan meminimalisir frekuensi untuk keluar rumah, sesuatu yang baik untuk dilakukan di tengah kondisi seperti ini.
- Mengatur prioritas keuangan Saatnya memikirkan ulang pengeluaran kamu. Tidak perlu membeli kosmetik, mainan, barang hobi, ataupun baju baru saat ini. Manfaatkan uang sebaik-baiknya dan sisihkan lebih banyak untuk keperluan darurat.
- Tetap aktif berkegiatan Tetap bekerja, belajar, dan bersosialisasi dengan cara berbeda dari biasanya. Dengan demikian, kamu akan tetap produktif dan punya rutinitas yang akan membimbing kamu hari demi hari. Bonusnya, suasana hati kamu pun akan lebih stabil!
- Memperbanyak ibadah dan berdoa Tidak diragukan lagi, mendekatkan diri kepada Allah SWT adalah cara terbaik untuk mencapai ketenangan hati. Bukan hanya untuk memohon kekuatan untuk melewati semua ini, curahkanlah isi hati dan perasaanmu dalam doa. Meski saat ini kondisi penuh dengan ketidakpastian, sesungguhnya Allah SWT adalah sebaik-baiknya perencana.
“Aku minta maaf karena tahun ini belum bisa pulang. Meskipun kita berjarak sekarang, tapi aku selalu berdoa dan berharap bahwa situasi ini akan segera membaik dan kita bisa ketemu lagi. Bukan berarti aku ga pulang karena ngga sayang, tapi ini adalah satu-satunya cara yang bisa aku lakukan untuk melindungi orang-orang yang aku sayangi.”Semoga kita selalu berada di dalam lindungan Allah SWT dalam menjalankan puasa di bulan Ramadan yang berbeda ini.