icon
article-hero

Desa Potato Head Seminyak Bali Bukan Lagi Beach Club yang Kamu Kenal Dulu

avatar-name

Tiara •  Jun 19, 2020

Informasi yang tertera di bawah ini sesuai dengan kondisi saat artikel dipublikasikan.

Siapa yang sudah kangen dengan Pulau Dewata? Pandemi memang membuat kita terpaksa harus menunda semua rencana perjalanan, termasuk liburan ke Bali yang telah lama diidamkan. Bali memang menjadi tujuan wisata internasional yang tak habis-habis pesonanya. Pantai yang cerah, hijau alamnya, ramah orang-orangnya, sampai suasana beach club yang meriah sudah sangat dirindukan oleh banyak orang.

Salah satu lokasi favorit bagi wisatawan yang datang ke bali adalah Potato Head. Beach club yang hits di kalangan anak muda ini memang menjadi tempat berburu sunset adan bersantai andalan. Selain untuk menikmati suasananya, banyak pula yang datang untuk berfoto di beberapa spot-nya yang Instagramble (siapa sih yang belum perna berfoto dengan latar belakang jendela kayu berwarna-warni di sana?).

Lama tak dikunjungi (sudah 3 bulan kita tidak bisa ke Bali dan belum ada kabar kapan akan dibuka kembali ?), ternyata Potato Head Bali telah lama menyiapkan kejutan bagi para pengunjungnya. Sejak akhir tahun 2019 lalu, Potato Head Bali telah menjelma menjadi sebuah entitas baru yang semakin mengesankan, yaitu Desa Potato Head.

Lho, sekarang jadi desa? Lalu bagaimana dengan beach club tempat bersantai kami dulu? ?

Tenang, beach club favorit kita tidak kemana-mana. Bahkan justru semakin baik. Konsep Desa Potato Head yang diluncurkan akhir tahun lalu ini justru memfasilitasi pengunjung semakin baik dengan menawarkan ragam fasilitas terbaru. Bukan hanya beach club, kini kamu bisa menikmati fasilitas berupa hotel, studio, bahkan restoran dengan konsep berkelanjutan (sustainable) dan ramah lingkungan. Wajah barunya ini menjadi arah baru bagi perkembangan hospitality di kawasan Seminyak.

Desa Potato Head berada di lokasi yang sama, hanya saja kini terdapat beberapa fasilitas tambahan di area tersebut. Untuk melihat lebih dekat, inilah informasi tentang fasilitas terbaru Desa Potato Head yang berhasil dihimpun oleh tim HHWT.

Akomodasi

Potato Head Studios

Bangunannya menghadap ke laut, bernuansa alami, dan memiliki interior yang sungguh unik tiada duanya. Dari fasadnya saja sudah terlihat betapa berkelasnya hotel yang satu ini. Jelas saja, hotel dengan 168 kamar ini memang buah kerja sama antara Potato Head dengan studio OMA milik Rem Koolhaas, arsitek ternama asal Belanda. Lebih baik lagi, sebagian besar bangunannya dibangun menggunakan material ramah lingkungan, misalnya batu bata dari sisa pembangunan hotel Katamama di sebelahnya.

Fasilitas di dalam kamar pun tidak main-main, lengkap dan smeuanya ramah lingkungan. Misalnya saja perlengkapan kebersihan dan perawatan kulit (hand sanitizer, tabir surya, dan penangkal seranggga) yang alami dan bisa diisi ulang. Semua furnitur di dalam kamar pun terbuat dari bahan-bahan daur ulang atau ramah lingkungan.

Potato Head Suites

Masih di lokasi yang sama, tidak diragukan lagi bahwa bangunan hotel ini adalah buah karya arsitek Andra Matin. Terlihat dari material bernuansa alam pada bangunannya yang kokoh. Inilah tempat yang tepat untuk kamu yang mencari kedamaian namun tak ingin terlalu jauh dari pusat kota dan kemeriahan Pulau Dewata.

Setiap elemen yang ada di dalam 57 suites yang tersedia ini adalah yang terbaik di kelasnya dan bernilai lebih dari sekedar kegunaannya. Semua diproduksi oleh pengrajin lokal Indonesia dan buatan tangan. Bahkan, batu bata yang digunakan untuk membangunnya pun adalah buatan tangan para pengrajin lokal dengan metode berusia ratusan tahun!

Harga: Mulai dari Rp 1.787.202 di Agoda per malam (sedang diskon dari harga Rp 7 Jutaan! ?)

Catatan: Harga yang tertera merupakan hasil pencarian yang dilakukan pada tanggal 19 Juni 2020 untuk menginap 2 orang dewasa tanggal 4-5 September 2020.

Beach club dan restoran

Satu hal yang tidak berubah adalah Desa Potato Head masih menawarkan suasana dan keramahan Potato Head Seminyak yang kita kenal. Kolam renang, tempat bersantai, dan pemandangan matahari terbenamnya masih seindah dulu (bahkan mungkin lebih indah mengingat kondisi alam cukup membaik selama pandemi).

Total ada 2 lounge (termasuk beach club) di sini, yakni Potato Head Beach Club dan Akademi. Untuk restoran, ada Kaum, Ijen, Tanaman, dan Pizza Garden. Semuanya berada di kawasan Desa Potato Head. Tinggal pilih mana yang paling sesuai dengan preferensi kamu.

Status Halal: Keenam restoran yang ada di sini tidak bersertifikat halal dan menyajikan minuman beralkohol. Namun, Tanaman hanya menyajikan makanan vegetarian dan Ijen menyajikan seafood lokal. Sementara Kaum dan Pizza Garden menyajikan menu non halal.

Pusat kebugaran

Bukan hanya liburan di pantai dan menikmati matahari terbenam, di Desa Potato Head kamu bisa memanjakan diri dan menjaga kebugaran. Selain fasilitas gym dan spa, Desa Potato Head juga membudayakan minuman tradisional jamu sebagai sajian yang untuk menjaga kesehatan para tamu. Untuk kamu yang ingin tetap aktif dan berolahraga saat liburan, di sini tersedia kelas yoga dan latihan kardia di pantai setiap pagi!

Hiburan, musik, dan kesenian

Apalah artinya beach club tanpa musik, dan Desa Potato Head selangkah lebih maju dengan menyajikan pengalaman musikal yang lebih dari sekedar alunan lagu. Komunitas musik begitu erat kaitannya dengan Potato Head, termasuk para DJ, produser, dan seniman musik lainnya. Karenanya, Potato Head dengan bangga mempersembahkan pameran Wild Life Archive, sebuah koleksi memorabilia dan artefak yang berkaitan dengan sejarah dance music yang sebelumnya telah hadir di London, Los Angeles, dan Jerman. Selain itu, ada 3 pengalaman musik lainnya, yakni Studio Eksotika, Klymax Dyscotheque, dan Amphitheatre. Simak informasi lebih lengkapnya di halaman ini.

Para pecinta seni dan kutu buku pun akan betah berlama-lama di Desa Potato Head. Ada ratusan koleksi buku yang terkurasi dengan berbagai topik, termasuk musik, seni, arsitektur, selancar, hingga filosofi dan sejarah budaya Bali. Pesan minuman, duduk manis, dan selesaikan buku yang kamu suka.

Instalasi seni pun tak ketinggalan hadir di sini. Mulai dari tembok jendela yang legendaris, pameran 5.000 Lost Soles karya Liina Klaus, dan bangunan struktur bambu The Womb karya Nano Uhero. Usai mengaguminya, jangan lupa ambil satu atau 2 foto untuk diunggah ke Instagram ya!

Aktivitas berbeda yang menarik

Selain menginap dan menikmati suasana pantai, kamu pun bisa mengikuti tur harian yang disediakan oleh Desa Potato Head. Semua tur yang ditawarkan tentu saja mengangkat kearifan lokal dan bernilai bagi tamu yang mengikutinya. Bukan hanya jalan-jalan dan menikmati suasana tradisional Bali, ada pula sesi berselancar ombak (untuk pemula pun bisa!) lokakarya memahat kayu! Pilih kegiatan yang kamu suka dan bawa pulang manfaatnya. Simak informasi lebih lanjut di halaman ini.

Desa Potato Head bukan lagi beach club yang kita kenal dulu, melainkan telah menjelma menjadi sebuah inisiatif berkelanjutan dengan kearifan lokal yang menyeluruh. Berbagai detil yang ada di sini merupakan hasil keringat dari para pengrajin lokal Pulau Dewata. Liburanmu di Bali kini bukan hanya menyenangkan, namun juga berkontribusi terhadap keberlanjutan lingkungan dan bisnis lokal.

Simak rekomendasi tempat liburan lain di Indonesia dalam artikel berikut ini: