icon
article-hero

Umroh Hemat Bukan Mimpi, Namun Punya Tantangan Tersendiri

avatar-name

Tiara •  Nov 12, 2020

Informasi yang tertera di bawah ini sesuai dengan kondisi saat artikel dipublikasikan.

Artikel ini ditulis oleh kontributor HHWT, Bunga Wulandari. Artikel telah diedit untuk menyesuaikan panjang dan agar lebih jelas. Kamu bisa menggali pengalaman traveling Bunga lainnya lewat akun Instagram-nya @bcrjunop.

Merayakan ulang tahun di tempat spesial merupakan cita-cita banyak orang dan saya pun beruntung bisa merasakannya pada November 2019 lalu. Saya berkesempatan merayakan ulang tahun saya di dua kota suci umat Islam, Mekkah dan Madinah.

Perjalanan ini dimulai dari Facebook komunitas jalan-jalan. Seorang anggota mengunggah informasi promo tiket pesawat murah. Namun, saya tidak pernah berfikir bahwa ini akan menjadi awal mula saya kembali ke Baitullah.

Bulan Desember 2018, seorang anggota komunitas membagikan info promo tiket Malaysia Airlines dari Jakarta ke Madinah dengan harga Rp 2,3 juta per orang. Melihat informasi ini, saya pun meneruskannya ke grup Whatsapp dengan harapan bisa membuka jalan bagi orang-orang yang belum pernah pergi umroh karena keterbatasan dana. Saat itu, tidak terbersit untuk berangkat lagi (saya pernah pergi umroh pada tahun 2007).

Namun, rekan kantor saya sangat serius menanggapinya, bahkan memaksa saya untuk ikut serta. Saya yang pada dasarnya suka jalan-jalan langsung menyanggupi. Kami pun segera memberi tiket tersebut tanpa pikir panjang.

Singkat cerita, akhirnya kami membentuk komunitas dan membuat grup dengan teman yang memiliki tanggal keberangkatan yang sama. Kami pun mengadakan pertemuan pertama untuk membicarakan langkah yang harus dilakukan selanjutnya.

Dalam pertemuan itu, saya memberikan gambaran medan yang akan dihadapi selama di sana berdasarkan pengalaman umroh saya sebelumnya. Tidak disangka, kesempatan itu berujung kepada penunjukkan saya sebagai ketua rombongan. Posisi saya serba salah, jika saya mundur rencana ini tidak akan terlaksana karena tidak ada eksekutornya. Namun, saya yakin menjadi ketua rombongan pun akan sangat melelahkan.

Atas kesepakatan bersama, kami mulai mengumpulkan brosur penawaran dari beberapa vendor travel umroh untuk mendapatkan harga termurah dengan manfaat sebesar-besarnya. Harapannya, kami bisa tinggal di hotel yang dekat dengan masjid, syukur-syukur jika berbintang 5 dengan pelayanan nomor wahid.

Kami pun melakukan pertemuan dengan para vendor umroh. Pada saat itu, pihak vendor belum bisa memastikan harga karena harus mengikuti perkembangan dari pihak pemerintahan kerajaan Saudi. Setelah beberapa lama, terkumpul harga patokan teratas dari para vendor tersebut untuk dimusyawarahkan bersama.

Perbedaan pendapat pun terjadi, termasuk soal pemilihan vendor umroh. Prosesnya diwarnai kejadian lucu, seru, dan kadang menjengkelkan. Akibatnya grup kami yang berjumlah 180 orang terpecah karena perbedaan pilihan dan tesisa 90 orang di grup saya.

Satu hal yang perlu dipahami tentang biaya umroh adalah harga akan berubah setelah musim haji karena mereka memakai kalender hijriyah. Jadi, tahun baru dimulai usai musim haji.

Belum selesai di situ, ternyata pemerintah kerajaan Saudi menetapkan visa progresif bagi jamaah umroh yang berangkat lebih dari sekali dalam satu tahun. Ditambah lagi kebijakan dalam negeri yang mengharuskan kami membayar deposit sebesar 20 juta karena kasus beberapa travel umroh yang bermasalah. Saat itu, rasanya saya ingin mengundurkan diri saja dari posisi ketua rombongan.

Tapi sesuai janji Allah SWT :

Sesungguhnya bersama kesulitan ada kemudahan (QS Ash Sharh:6)

Alhamdulillah pihak travel mengerti kesulitan kami dan menalangi deposit umroh kepada pihak pemerintah agar kami bisa berangkat semua.

Akhirnya hari yang ditunggu pun tiba. Perjalanan umroh kami sangat mudah dan lancar. Kami menginap di hotel yang berjarak hanya 100 meter dari Masjid Nabawi dan 350 meter dari Masjidil Haram. Dengan biaya berkisar antara Rp 7-12 juta per orang untuk tiket, akomodasi hotel bintang 4 dan 5, transportasi, serta visa, ternyata umroh tidak selalu harus mahal.

Kami bersyukur bisa melakukan ibadah umroh sebelum pandemi. Cepat sembuh bumiku. Masih banyak tempat yang ingin saya kunjungi, masih banyak ruang di ponsel ini untuk diisi dengan foto-foto, dan masih banyak cerita yang harus disebarkan.

Kamu pun bisa berbagi cerita dan tips traveling untuk membantu sesama traveler Muslim. Caranya cukup dengan klik halaman ini atau hubungi tim HHWT lewat email [email protected] dan DM Instagram.