Pengalaman Pertama ke Jepang
Saya ke Jepang pertama kali tahun 2013. Waktu itu, saya sedang liburan semester dan ibu menawarkan saya dan kakak untuk liburan ke Jepang mengikuti sebuah grup tur. Biasanya, saya akan menolak kalau bepergian dengan grup tur, tapi saat itu saya cukup lelah setelah melewati ujian semester sehingga tawaran ibu terlihat menarik. Rutenya Tokyo, Hakone/Gunung Fuji, Nagoya, Kyoto, dan Osaka dalam 6 hari -- meskipun Jepang tidak ada dalam daftar destinasi impian saya, sayang sekali kan kalau saya menolak tawaran itu. ?

Kesempatan Kedua Mengunjungi Jepang

Tokyo, kota yang tidak ada duanya
Buat saya, kunci untuk mengenal suatu negara ada di kotanya. Di sini kita bisa melihat bagaimana kehidupan sehari-hari warga lokal, berinteraksi dengan mereka, dan mengamati bagaimana sebuah kota beroperasi.Saya tahu populasi kota Tokyo sangat besar (sekitar 13 juta jiwa), tapi baru ketika benar-benar di sana saya menyaksikan sendiri bagaimana PENUHnya kota itu dengan manusia. Iya, kota itu sangat penuh, tapi anehnya, saya tidak merasa sesak di sana. Mungkin saja itu karena euforia saya sebagai traveller atau karena kebetulan saya memang suka dengan perkotaan.

Menemukan ketenangan di dalam kota
Kamu mungkin berpikir Tokyo sangat “kota”, sangat besar dan penuh dengan gedung-gedung. Tapi sebenarnya, meskipun Tokyo sangat besar, ada banyak ruang terbuka hijau dan taman untuk umum.



Transportasi umum yang efisien
Siapa pun yang pernah ke Tokyo pasti setuju kalau di sana transportasi umumnya sangat efisien. Ini bukan berlebihan kok. Setiap kali saya naik transportasi umum, saya selalu kagum bagaimana jadwal dan rutenya begitu banyak dan semua bergerak cepat seperti jarum jam.Kereta datang setiap dua menit sekali, sementara jalur yang tersedia begitu banyaknya, terutama di stasiun besar seperti Shinjuku, Shibuya, Ueno, yang sampai sekarang masih membuat saya terpukau. Saya selalu heran bagaimana semua beroperasi dengan mulus meskipun jumlah penumpangnya sangat banyak.

Melihat penduduk Jepang lewat kacamata saya
Satu hal yang saya sukai dari perjalanan solo saya ke Jepang adalah bisa mengamati kehidupan dan kebudayaan warga lokal. Seperti bepergian sendiri membuat saya lebih fokus mengamati sekeliling saya.


Makanan Jepang Halal
Salah satu yang paling ingin saya lakukan dalam perjalanan ini adalah mencicipi makanan Jepang yang halal. Saya sudah banyak mendengar soal perkembangan kuliner halal di Tokyo (sejak tahun 2016) dan juga dari cerita-cerita dari kakak saya. Tidak ada kata lain, saya sangat kagum dengan standar halal makanan Jepang di Tokyo. Selain itu, semakin banyaknya jumlah kedai yang berusaha membuat menunya ramah muslim menjadi pertanda mulai diterimanya para pelancong Muslim. ?Yang membuat saya takjub, saya bisa menyantap makanan Jepang halal di Tokyo setiap hari karena pilihan makanannya begitu beragam. Kamu tidak perlu khawatir harus menjadi vegetarian atau hanya makan seafood loh!P.S. Untuk mengecek apakah makanan yang kamu santap ramah muslim, kalimat-kalimat dalam bahasa Jepang dari kami ini mungkin bisa membantu.



Tags:bahasaexperienceinspirationjapantokyotravel-inspiration