icon
article-hero

Mau Umroh Tahun Ini? Begini Prosedur Daftar Umroh di Era New Normal

avatar-name

Tiara •  Nov 18, 2020

Informasi yang tertera di bawah ini sesuai dengan kondisi saat artikel dipublikasikan.

Arab Saudi sudah kembali membuka pintunya untuk jamaah umroh asal Indonesia. Kloter umroh pertama pun telah berangkat pada 1 November 2020 lalu. Salah satu penyelenggara umroh yang berangkat pertama kali adalah Kanomas Tour & Travel. Tim HHWT pun berkesempatan untuk berbincang dengan Ustaz Roy, perwakilan dari Kanomas tentang prosedur pendaftaran dan ibadah umroh di era new normal.

Pendaftaran umroh new normal sejatinya tidak jauh berbeda. Calon jamaah memilih dan melakukan pembayaran untuk pake umrohnya. Sejumlah dokumen yang dibutuhkan seperti paspor asli, fotokopi KTP, fotokopi Kartu Keluarga, dan buku suntik meningitis dapat dikirimkan secara digital ataupun dengan kurir kepada pihak penyelenggara.

Nantinya, calon jamaah tinggal menunggu proses administrasi selesai. Setelahnya, calon jamaah akan diminta untuk datang ke kantor perwakilan penyelenggara untuk melakukan pendaftaran secara offline.

Manasik untuk jamaah pun tetap ada, hanya saja dilakukan secara virtual.

Satu hal yang membedakan umroh di era new normal adalah adanya prosedur tambahan, yakni tes usap (PCR) sebelum berangkat. Untuk jamaah Kanomas, tes usap dilakukan sehari sebelum keberangkatan di hotel yang telah ditentukan.

Tes dilakukan di hotel dengan tujuan agar calon jamaah dapat mengisolasi diri di hotel sebelum berangkat keesokan harinya. Dengan demikian, potensi mereka terpapar virus setelah tes pun semakin kecil. Setelah hasil tes usap dinyatakan negatif, calon jamaah dapat melanjutkan perjalanan ke Bandara Internasional Soekarno Hatta.

Sementara bagi jamaah yang hasil tes usapnya positif, akan dilakukan penanganan tersendiri. Kanomas Tour & Travel sendiri memberlakukan kebijakan pengembalian dana hingga Rp 20 juta untuk calon jamaah yang batal berangkat karena hasil tes usapnya positif.

Setibanya di tanah suci, jamaah umroh akan menjalani tes usap dan karantina selama tiga hari di hotel. Hasil tes ini didapatkan keesokan harinya. Jika hasilnya negatif, jamaah bisa langsung melakukan ibadah umroh dengan ketentuan yang berlaku di era new normal.

"Kalau untuk yang positif ketika di Saudi, mereka sepenuhnya menjadi tanggung jawab kementerian kesehatan yang ditugaskan pemerintah sana dan wajib isolasi sepuluh hari. Setelah itu di swab lagi, kalau hasilnya positif (karantina) dilanjutkan, kalau hasilnya negatif akan di-reschedule," kata Ustaz Roy kepada HHWT dalam wawancara via Whatsapp pada Minggu (17/11) lalu.

Pelaksanaan ibadah umroh pun berbeda di era new normal ini. Menurut Ustaz Roy, para jamaah Indonesia hanya menghabiskan waktu tiga jam untuk ibadah umroh.

"Hanya tiga jam saja kita berada di area masjid, mulai dari thawaf, itu pun dibatasi dengan social distancing. Kemudian kita berdoa, zamzam juga dibagikan dengan kemasan khusus,"  ungkapnya.

Satu hal yang paling terasa bagi jamaah Indonesia adalah proses karantina selama di hotel, terutama soal makanan. Karenanya, Ustaz Roy menyarankan bagi para calon jamaah umroh di era new normal untuk membekali diri dengan makanan kering yang sesuai dengan lidah masing-masing.

"Rendang, bawang goreng, atau apapun. Karena masa karantina itu kita tiga hari kita tidak boleh makan di restoran, melainkan hanya berdiam diri di kamar," kenangnya.

Umroh di era new normal adalah sebuah pengalaman yang berbeda. Namun apapun kondisinya, menjadi tamu Allah SWT  adalah sebuah kehormatan yang harus dimanfaatkan sebaik-baiknya.

Simak juga informasi terkait umroh di era new normal dalam artikel berikut ini: