icon
article-hero

Pantai Batu Belig, Kemolekan Mirip Kuta dengan Kebersihan dan Ketenangan di Atas Rata-rata

avatar-name

Mawar Astari •  Jul 30, 2021

Apa pantai terindah di Bali?

Jawabannya ada banyak, tergantung selera masing-masing wisatawan. Namun, member Tribes by HHWT, Mawar Astari menemukan keindahan pantai yang sunyi di Pulau Dewata

Dalam kunjungannya ke Bali beberapa waktu lalu, ia singgah di Pantai Batu Belig yang cantik, dan inilah kisahnya.

Baca juga cerita Tribes lainnya di halaman ini:

Begini Nyamannya Private Villa Bali, Meski Tengah Dirundung Pandemi

Sirah Kencong Blitar, Destinasi Komplit untuk Penikmat Teh dan Pecinta Alam

Apa Itu Baklava? Ini Gerai di Jakarta untuk Mencicipinya (dan Dessert Khas Turki Lainnya!)

Mengingat Kembali Perjalanan ke Pakistan, Negeri Seribu Cahaya

Menikmati suara deburan ombak, sejuknya angin pantai dan merasakan tekstur pasir yang khas menjadi impian saya ketika berlibur. Membayangkan itu semua membuat saya tak bisa menahan diri lebih lama lagi untuk pergi ke Pulau Dewata.

Dengan persiapan yang matang, akhirnya saya memutuskan untuk berangkat di kala pandemi, tepatnya sebelum Pemberlakuan Pembatasan Kegiatan Masyarakat (PPKM) diberlakukan oleh pemerintah.

Satu hal penting yang juga membuat saya berani untuk pergi adalah kondisi Bali yang sepi. Kebetulan saya sendiri tidak terlalu menyenangi keramaian. Awal mulanya saya hanya ingin staycation di private villa tetapi kemudian muncul pemikiran untuk mengeksplorasi Bali. Setidaknya saya memanfaatkan waktu kosong sebelum check in supaya liburan lebih maksimal.

Pantai yang saya tuju adalah Batu Belig di area Kuta Utara. Nama pantai ini diambil dari Bahasa Bali yang berarti batu licin. Konon terdapat batu karang dengan permukaan licin karena diselimuti lumut laut di daerah ini.

Kredit: Mawar Astari

Sayangnya, kini batu karang tersebut tidak bisa lagi kita temui dan tergantikan oleh luasnya hamparan pasir pantai.

Perjalanan dari bandara Ngurah Rai membutuhkan waktu sekitar 30 menit dengan jarak sekitar 13,5 kilometer. Hanya butuh waktu sekitar lima menit dengan sepeda motor dari villa yang saya tempati di area Batu Belig, atau berjarak sekitar 1,4 kilometer.

Sambil menunggu waktu check in, tiba saya bergegas ke Pantai Batu Belig. Lokasinya sangat mudah ditemukan dengan Google Maps dan ada petunjuk jalan saat tiba di ujung jalan bercabang.

Kredit: Mawar Astari

Ikuti saja petunjuknya hingga kita menemukan akhir jalan aspal yang berganti dengan pasir dan pemandangan perumahan berubah menjadi pemandangan pantai yang elok. Akses masuknya mirip masuk ke Pantai Canggu.

Sesampainya di sana, ternyata pantainya benar-benar sepi. Hanya kendaraan saya yang terparkir di sepanjang tempat parkir. Pada kondisi normal ada biaya parkir mungkin sekitar Rp 2.000 hingga Rp 5.000 yang harus kita keluarkan, tapi saat itu gratis karena memang tidak ada petugas sama sekali.

Kredit: Mawar Astari

Saya hanya bertemu dengan dua warga setempat yang menjaga usaha kursi pantai dan minuman kelapa muda. Mereka terlihat sedang merapikan dagangannya karena cuaca sedang mendung dan pengunjung terlihat sepi.

Informasi yang saya dapatkan, harga yang mereka tawarkan untuk menggunakan kursi pantai lengkap dengan payung sekitar Rp 25.000 hingga Rp 50.000 tergantung waktu mulai meminjamnya.

Menurut saya, itu angka yang sangat terjangkau dibandingkan harga pada kondisi normal. Biasanya harga tersebut berlaku untuk durasi per satu jam.

Namun, karena saya ingin merasakan langsung tekstur pasir maka saya tak mengambil tawaran tersebut.

Kredit: Mawar Astari

Selain pedagang tersebut, saya tak melihat ada penjual makanan atau minuman lainnya. Namun pantai ini dekat dengan beberapa mini market sehingga bila teman-teman hendak membeli cemilan cukup keluar ke jalan raya beberapa meter.

Atau bila hendak membeli makanan berat, saya sempat menemukan restoran Bebek Tepi Sawah menuju Jalan Batu Belig.

Selain pedagang lokal, saya hanya melihat beberapa orang wisatawan asing sedang berjalan-jalan di pantai selama beberapa saat. Praktis hanya tertinggal saya seorang diri.

Momen itu saya manfaatkan untuk memuaskan impian saya menikmati suasana pantai yang tenang, hanya ditemani suara ombak dan angin sepoi-sepoi. Benar-benar suasana liburan yang ideal untuk saya.

Kredit: Mawar Astari

Ketika itu kondisi mendung dan ombaknya cukup landai. Air lautnya sekilas seperti berwarna abu-abu gelap. Pasir di pantai ini bertekstur  mirip seperti di Pantai Kuta namun lebih bersih. Bila ditarik garis lurus, lokasi pantai ini memang segaris dengan Pantai Kuta, jadi wajar bila karakteristik pantainya hampir sama.

Hanya saja bila dibandingkan dengan Kuta, pantai ini lebih nyaman bagi saya untuk dinikmati karena agak jauh dari keramaian dan lebih bersih.

Tak terasa saya menghabiskan waktu sekitar 1,5 setengah jam menikmati ketenangan dan pemandangan pantai di Batu Belig hanya dengan duduk di tepi pantai. Perlahan gerimis turun sehingga saya harus bergegas kembali ke villa.

Semoga di lain waktu saya bisa kembali lagi ke tempat ini dengan kondisi yang masih sama bagusnya dan sama bersihnya seperti saat itu.