icon
article-hero

Memberi Hadiah untuk Teman yang Merayakan Natal, Bagaimana Menurut Islam?

avatar-name

Sri Anindiati Nursastri •  Dec 24, 2020

Kondisi yang tertera di bawah ini sesuai dengan saat artikel dipublikasikan.

Artikel asli ditulis oleh Faruq Senin. Kamu bisa membaca artikel berbahasa Inggris di sini.

Hari Raya Natal telah tiba! Sebagai negara dengan semboyan Bhinneka Tunggal Ika, Indonesia pun merayakannya. Tak ada yang salah dengan perayaan Natal, ini sama wajarnya dengan hari-hari besar keagamaan lainnya. Namun beberapa dari kamu mungkin bertanya-tanya, apakah wajar seorang Muslim memberi hadiah bagi umat Kristiani yang merayakan Natal? Apakah umat Muslim boleh mengucapkan "Selamat Hari Raya Natal"?

Kami dari HHWT percaya bahwa memberi hadiah bukanlah hal yang baru dalam ajaran Islam. Kami percaya bahwa travelling adalah salah satu upaya perdamaian antar umat manusia, terlepas dari religi atau lainnya. Kami harap artikel ini bisa membantumu mengerti tujuan itu! :)

Bolehkah seorang Muslim memberi hadiah untuk umat Kristiani yang merayakan Natal?

Jawaban pendeknya: ya. Seorang Muslim boleh memberi, juga menerima hadiah, saat Hari Raya Natal.

Bertukar kado dengan umat agama lainnya adalah salah satu bentuk dari tenggang rasa. Islam adalah agama yang berlandaskan perdamaian, dan hal itu tidak hanya tertuju pada kaum Muslim sendiri. Kami yakin kamu juga merasakan tenggang rasa yang sama dengan manusia berlatar belakang berbeda :)

Berdasarkan Contemporary Irsyad Series yang dikeluarkan oleh Office of Mufti, kita juga boleh memberikan selamat serta bertukar kado dengan umat agama lain. Beberapa fatwa juga menyebutkan hal yang sama, seperti Darul Ifta' di Mesir dan Malaysia National Fatwa Commitee Council.

Dengan mengucapkan "Selamat Natal" bukan berarti kita otomatis percaya terhadap kepercayaan yang mereka anut. Hal terpenting adalah kita tidak berpartisipasi dalam ritual agama dan bacaan-bacaan yang tidak sesuai dengan kepercayaan Islam. Penting pula untuk memperjelas tujuanmu memberikan selamat, atau bertukar kado dengan teman. Ini merupakan bentuk silaturahmi lho!

P.S. Bacalah pengalaman salah satu pembaca Muslim kami berpartisipasi dalam perayaan Natal di Korea Selatan!

Faktanya, Nabi Muhammad SAW menjalin tali silaturahmi dengan Christian King Negus dengan cara bertukar surat dan hadiah. Hal ini telah disebutkan dalam hadits seperti yang dikeluarkan oleh Imam Ibnu Majah dan Imam Abi Daud.

"Dinarasikan dari Ibnu Buraidah, dari ayahnya, bahwa an-Najashi mengirimkan sepasang Khuff hitam sebagai hadiah kepada Nabi Muhammad SAW, yang kemudian dipakainya," (Sunan Ibnu Majah).

P.S. Coba cek 5 ide hampers Natal untuk temanmu yang suka travelling!

Memberikan hadiah, dalam Islam, adalah hal yang baik untuk dilakukan

Bertukar hadiah dalam Islam tidak hanya bertujuan untuk menjalin tali silaturhami dengan umat agama lain. Hal ini juga dianjurkan oleh Nabi Muhammad SAW dengan tujuan mempererat persaudaraan. Nabi SAW berkata:

"Bertukar hadiahlah, karena hal itu akan meningkatkan rasa kasih sayangmu kepada orang lain," (Al-Bukhari).

Hadits tersebut juga menjelaskan bahwa hadiah merupakan ekspresi kasih sayang dan penghormatan dalam Islam. Memberi hadiah juga memperkuat tali kasih dengan keluarga dan teman-teman. Ada pula cerita bahwa Nabi Muhammad SAW kerap memberi dan menerima hadiah mulai dari parfum, pakaian, sampai barang-barang kebutuhan pokok.

Memberi hadiah juga memutus tali permusuhan antarmanusia. Seperti yang dikatakan oleh Aisyah (R.A), istri dari Nabi Muhammad SAW,

"Bertukarlah hadiah dengan orang lain. Hadiah akan menghapuskan niat buruk dalam hati," (Tirmidzi).

Dengan begitu, jangan sungkan untuk memberikan temanmu hadiah Natal, lengkap dengan ucapan Selamat Hari Natal. Selamat liburan dan selamat menikmati festive season ini!