icon
article-hero

Kisah 3 Mualaf Asal Korea yang Memulai Hidup Baru di Malaysia

avatar-name

Tiara •  May 23, 2020

[Artikel ini aslinya ditulis oleh Cheng Sim. Kamu bisa membaca versi berbahasa Inggris yang ditulisnya di halaman ini.]

Informasi yang tertera di bawah ini akurat dan sesuai dengan kondisi saat artikel dipublikasikan.

Meski dijalani dengan berbeda, bulan Ramadan yang baru saja berlalu menyisakan suka cita bagi umat Muslim di seluruh dunia. Selain meningkatkan iman dan takwa lewat beribadah, berbagai kisah mualaf mengharukan saat berpuasa pun turut menghiasi Ramadan ini.

Kredit: Giphy

Selain cerita tentang pasangan Muslim dari berbagai belahan dunia, kami pun berkesempatan untuk mendengar kisah mualaf Korea yang kini menjalani hidupnya di Malaysia.

Nadia Han, Emir Kim, dan Ahmad berbagi kisahnya kepada HHWT tentang bagaimana perjalanan iman dan pengalaman mereka selama menjalani bulan Ramadan.

Nadia Han

Lahir dengan nama Korea Han Narae, Nadia adalah pemilik restoran Eid Authentic Korean Cuisine Restaurant. Nadia telah tinggal di Malaysia sejak tahun 2016 bersama sang suami, Saad (Yu Hyunwoo), dan keluarganya.

Tahun 2016 juga menjadi awal kehidupan baru Nadia sebagai mualaf. Dalam perjalanannya, ia pun belajar banyak hal tentang Islam, mulai dari makanan halal, cara berpakaian, dan cara beribadah yang berbeda dengan yang ia ketahui sebelumnya.

“Butuh waktu, keyakinan, dan dedikasi untuk mempelajari semua itu. Untungnya, saya terbantu oleh teman-teman Muslim di Malaysia. Jadi proses pembelajarannya lebih mudah,” ungkap Nadia.

Seperti yang dirasakan oleh semua orang, Ramadan keempatnya sebagai Muslim tahun ini juga berbeda bagi Nadia. Pandemi membuatnya harus menghabiskan waktu di rumah. Begitupun bisnisnya yang hanya melayani pembelian untuk dibungkus dan pemesanan secara online.

Namun, Nadia mengakui menjalani kehidupan di Malaysia saja sudah menjadi keberkahan tersendiri. 

“Suami saya bisa shalat Jumat di masjid dan saya bisa keluar memakan jilbab dengan nyaman. Berbeda dengan Korea yang bukan negara Muslim, agak sulit untuk melakukannya di sana,” tuturnya.

Meskipun demikian, Nadia tidak melupakan asal usulnya. Sehari-hari, ia dan keluarganya masak makanan Korea dan mengikuti berita tentang negara asalnya. Bahkan ia pun mendidik dan berbicara bahasa Korea dengan Sarah, putrinya yang kini berusia 3 tahun.

Ramadan di Malaysia pun tidak terlalu berbeda karena waktu berbuka mirip dengan jam makan malam di Korea. Tantangannya adalah menahan pandangan karena di Korea tak banyak orang yang berpuasa. Namun, bukan berarti memulai hidup baru di Malaysia langsung berjalan mulus. Satu hal yang paling berkesan bagi Nadia adalah saat ia harus tinggal terpisah dengan sang suami ketika bisnis mereka baru dimulai.

Namun, melihat sambutan hangat atas masakan Korea yang ia buat, Nadia merasa sangat bersyukur. Terlebih kini orang Korea pun kian memahami dan menghormati umat Muslim sehingga kesalahpahaman tentang agama Islam pun semakin berkurang.

Emir Kim

Setelah 6 tahun menjalani kehidupan sebagai seorang Muslim di Korea dengan segala tantangannya, Emir Kim membuka lembaran kehidupan baru di Malaysia. Di sinilah ia bisa menjalankan ajaran Islam dengan leluasa. Ia pun mengakui hidup sebagai seorang Muslim di Malaysia jauh lebih mudah karena tidak ada diskriminasi.

Diskriminasi dan kesalahpahaman tentang agama Islam di Korea memang membuat Emir memutuskan untuk memulai hidup baru di Malaysia pada tahun 2019 lalu. Kehidupannya sebagai seorang Muslim sendiri dimulai pada November 2013 dan dibagikan lewat video di kanal Youtube-nya.

Bulan Ramadan pun selalu menjadi bulan yang ia nantikan. Berpuasa di Korea ia rasakan jauh lebih sulit karena dijalaninya sendirian dan tidak ada suasana Ramadan selain di masjid. Sayangnya, tahun ini ia pun belum bisa merasakan atmosfer Ramadan di Malaysia karena pandemi. Untuk memanfaatkan waktu dan meraih berkah Ramadan, Emir mengisi waktunya saat berpuasa dengan membaca Al Quran.

Tahun 2017 menjadi waktu yang spesial bagi Emir karena ia berkesempatan untuk beribadah umroh dan haji dalam tahun yang sama. 

“Ini benar-benar pengalaman terbaik dalam hidup saya, sulit diungkapkan dengan kata-kata. Pokoknya kalau punya kesempatan, lakukanlah walaupun hanya sekali dalam seumur hidup,” ujarnya.

Ahmad

Setelah 9 tahun memeluk agama Islam, untuk pertama kalinya Ahmad (Sung Joon Jeon) merasakan suasana kebersamaan yang begitu kental saat berpuasa Ramadan setelah memutuskan untuk pindah ke Malaysia pada 2019.

Ketertarikannya kepada Islam dimulai saat ia menempuh studi di Irlandia dan bertemu dengan berbagai umat Muslim dari penjuru dunia. Ia berinteraksi dan melihat teman-temannya yang Muslim beribadah dan melakukan kegiatan sehari-hari. Hatinya pun tersentuh begitu mengenal sebuah agama yang memberikan panduan dalam berbagai aspek kehidupan.

“Saya langsung yakin bahwa inilah agama dari Tuhan yang Maha Kuasa. Tanpa berlama-lama, saya langsung memutuskan untuk menjadi mualaf,” kisahnya.

Keputusan ini pun diikuti dengan tantangan baru, yakni menemukan makanan halal di Korea. Ahmad pun berusaha untuk menaati ajaran agama Islam dan sebisa mungkin menghindari semua makanan non halal.

Tidak berhenti di situ saja, tantangan lain yang harus dihadapinya adalah miskonsepsi terhadap Islam dari orang-orang Korea.

“Banyak yang mengira bahwa Nabi Muhammad adalah pendiri agama Islam, padahal hal itu tidak benar. Nabi Muhammad adalah Rasul yang diutus oleh Allah SWT,” tambahnya.

Meski di Korea pun ada budaya untuk berpuasa, menjalani Ramadan di Malaysia meninggalkan kesan tersendiri bagi Ahmad. Selain keberadaan bazar Ramadan dan gema lagu religi yang diputar di jalanan, kebersamaan dalam berpuasa di Malaysia membuat Ahmad beserta istri dan kedua anaknya merasa lebih kerasan.

Kredit: Giphy

Semoga kisah mualaf Korea ini bisa menjadi inspirasi bagi kita semua untuk terus beribadah dan mengamalkan ajaran agama Islam.

Di manapun kamu berada, teruslah berpegang kepada iman. Percayalah bahwa dalam keadaan apapun, Allah SWT akan selalu bersama kita. ?