icon
article-hero

Itinerary 5D4N Menjelajahi Tohoku, "Harta Karun" Jepang yang Ramah Muslim

avatar-name

Sri Anindiati Nursastri •  Dec 15, 2020

Note: Artikel ini dibuat oleh Azalia, traveller Malaysia yang tinggal di Jepang.

Ingin mengunjungi Jepang namun tidak suka keramaian kota? Ingin menyelami keindahan pegunungan Jepang beserta gradasi warna merah, oranye, dan kuning dari dedaunan? Ini dia itinerary 5 hari 4 malam di Tohoku, ‘harta karun’ Jepang yang belum diketahui banyak orang.

Menjelajah Tohoku

Mayoritas kota di Jepang terkoneksi oleh kereta/ subway. Meski begitu, untuk area pegunungan seperti Tohoku, mobil adalah kendaraan yang paling direkomendasikan.

Namun terkait penyewaan mobil, Warga Negara Indonesia (WNI) sampai saat ini tidak bisa menggunakan Surat Izin Mengemudi (SIM A) maupun SIM Internasional (International Driving Permit) di Jepang. Solusinya, kamu bisa menggunakan jasa taksi selain tentunya bus dan kereta.

#HHWT Tip: Sebelum menggunakan jasa taksi, kamu bisa mengecek panduan dari situs resmi pariwisata Jepang di sini.

Hari 1

Dari Tokyo ke Sendai (95 menit)

  • Sendai adalah kota terbesar di Tohoku dan berlokasi di Prefektur Miyagi. Dari Tokyo, waktu tempuhnya hanya 95 menit menggunakan Hayabusa Tohoku Shinkansen.

Tiba di Sendai

  • Selamat datang di Sendai, “The City of Trees” yang sekaligus menjadi gerbang masuk ke wilayah Tohoku. Dari Sendai Station, kamu bisa mencegat taksi menuju destinasi tujuan!

Rokuchonome Farm Natural Buffet Restaurant (1 jam)

  • Perhentian pertamamu memiliki waktu tempuh 15 menit dari Sendai Station.
  • Rokuchonome Farm adalah restoran buffet yang menyuguhkan aneka masakan Jepang menggunakan bahan dan sayuran organik sesuai musim.

  • Untuk makan di sini, harganya adalah JPY 1.830/ Rp 248 ribu (usia 13 tahun ke atas); JPY 1.610/ Rp 218 ribu (usia 65 tahun ke atas), JPY 1.170/ Rp 158 ribu (usia 7-12 tahun), JPY 730/ Rp 99 ribu (usia 3-6 tahun), dan JPY 330/ Rp 45 ribu (usia 2 tahun ke bawah).
  • #HHWT Tip: Restoran ini juga menyediakan makanan ramah Muslim untuk kelompok jika kamu memesannya jauh-jauh hari.

  • Egg and Cheese Lasagna ini disiapkan secara khusus saat kedatangan kami!
  • Para tamu Muslim direkomendasikan untuk melakukan reservasi sebelumnya.
  • Halal Status:Ramah Muslim. Oleh karena restoran ini berkonsep buffet, akan ada makanan non-halal yang disajikan. Perlu diingat bahwa alat makan tidak dipisah antara makanan halal dan non-halal. Kami merekomendasikan kamu untuk bersantap di sini dengan pertimbangan pribadi.

Sendai City Agriculture and Horticulture Center (2 jam)

  • Pemberhentian selanjutnya adalah Sendai City Agriculture and Horticulture Center. Waktu tempuhnya hanya 5 menit berkendara dari restoran!

  • Nikmati keindahan 1.200 bunga mawar dari 200 spesies berbeda.
  • #HHWT Tip: Jika kamu ingin menikmati mawar yang sedang mekar sempurna, datanglah saat musim semi!

Memetik buah

  • Di tempat yang sama, kamu juga bisa memetik buah sesuai musim. Kamu bisa memetik blueberry, fig, anggur, bahkan tomat. Saat musim gugur, kamu bisa memetik apel yang ranum dan manis!

  • Apel-apel ini berukuran besar dan sangat manis! Waktu berkunjung, kami memetik apel Gunma Mei-getsu yang merupakan perpaduan apel Fuji dan Prefektur Gunma.

Berkunjung ke Majumder Foods (30 menit)

  • Lupa membawa makanan ringan untuk bekal perjalanan? Jangan khawatir, karena di Sendai kamu bisa menemukan Majumder Foods yang merupakan toko makanan halal. Waktu tempuhnya sekitar 35 menit dari pusat kota.

  • Toko ini menjual aneka makanan dan camilan halal dari Singapura, Malaysia, bahkan Indonesia. Saatnya mengisi perbekalan dengan mie instan favoritmu di sini!
  • Toko ini juga memiliki restoran tandoori halal.
  • Halal Status:Dimiliki oleh Muslim

Check-in di Hotel Metropolitan Sendai

  • Saatnya check-in di Hotel Metropolitan Sendai!
  • Kami menginap di Standard Double Room dan ruangannya jauh lebih luas dibanding hotel-hotel lainnya di Jepang.
  • Lokasinya sangat strategis, hanya 1 menit berjalan kaki dari JR Sendai Station West Exit.

Dinner at Serenity (1-2 jam)

  • Hotel Metropolitan Sendai memiliki restoran bersertifikat halal yaitu Serenity. Kamu bisa mendapatkan paket sarapan (JPY 2.400/ Rp 325 ribu), makan siang (JPY 3.600/ Rp 488 ribu), dan makan malam (JPY 6.000/ Rp 814 ribu). Jangan lupa reservasi minimum dua hari sebelum kamu menginap!
  • #HHWT Tip: Serenity menyuguhkan masakan ala western. Jika kamu ingin masakan khas Jepang, cobalah Hayase Japanese Restaurant yang juga bersertifikat halal. Harganya JPY 3.000 (Rp 407 ribu) untuk sarapan, JPY 4.000 (Rp 542 ribu) untuk makan siang, dan JPY 10.000 (Rp 1,3 juta) untuk makan malam.

  • Makan malam di Serenity sangat enak! Untuk makanan utama, kamu bisa memesan Tenderloin Steak dengan saus teriyaki, atau Lamb Roast Beans and Tomato Stew dengan saus mustard.

Hari 2

Sarapan di Serenity (1 jam)

  • Ohayou gozaimasu! Ini akan jadi hari yang panjang, jadi jangan lupa isi perutmu di Serenity.
  • Sarapan kami terdiri dari salad, omelet telur dan sosis ayam, sup sayuran, dan nasi. Nyam!
  • Halal Status: Menyuguhkan menu dengan bahan-bahan halal dan dimasak menggunakan peralatan serta alat makan yang terpisah.

Matsushima Sightseeing Boat (1 jam)

  • Ambil tasmu dan bertolaklah ke Shiogama Marine Gate untuk Matsushima Sightseeing Boat!
  • Dari JR Sendai Station (yang terkoneksi dari hotel), bertolaklah ke Honshiogama Station untuk naik Sendai-line (JPY 330/ Rp 45.000) sekali jalan. Saat tiba, kamu tinggal berjalan kaki sekitar 9 menit menuju Shiogama Marine Gate.

  • Sightseeing boat ini menyuguhkan dua pilihan: Basho dan Masamune. Basho memiliki waktu tempuh 50 menit dan akan membawamu langsung ke Matsushima! Cek situs resminya untuk informasi lebih lanjut.
  • Harga sightseeing boat dari Shiogama ke Matsushima adalah JPY 1.500 (Rp 203 ribu) untuk dewasa dan JPY 750 (Rp 101 ribu) untuk anak-anak.

  • Matsushima Bay merupakan kumpulan dari 200 pulau kecil yang dikelilingi pohon pinus, dengan sejarah yang menarik. Matsushima Bay merupakan salah satu dari 3 pemandangan terbaik di Jepang.
  • #HHWT Tip: Tempat ini bisa jadi sangat dingin saat musim gugur. Pastikan kamu membawa jaket dan sweater yang cukup tebal ya!

  • Saat perjalanan, kamu akan melewati Kaneshima Island. Pulau ini memiliki keunikan, yaitu sebuah celah yang mengubah suara angin menjadi seperti lonceng!

Zuigan-ji Temple (1-2 jam)

  • Perhentian pertama di Matsushima adalah Kuil Zuiganji, yang dibangun pada tahun 828 Masehi.
  • Kuil Zuiganji adalah rumah bagi harta karun nasional Jepang seperti main hall, Kuri (dapur), dan gang yang menghubungkan ruangan utama dengan dapur.
  • Kamu juga bisa menikmati lukisan yang dibuat dari zaman Edo, serta patung samurai kenamaan Jepang yaitu Date Masamune.Harga tiket masuknya JPY 700 (Rp 95 ribu) untuk dewasa dan JPY 400 (Rp 55 ribu) untuk anak-anak.

  • Panorama dari kuil ini, terutama saat musim gugur, sangat cantik dengan gradasi warna dedaunan yang akan memukau tiap pengunjung!
  • #HHWT Tip: Kamu juga bisa mengikuti tur berbahasa Inggris yang digelar tiap hari Minggu pukul 10.00 dan 15.00 waktu setempat. Informasi lebih lengkapnya di sini.

Membeli kudapan di Matsukama Matsushima Kamaboko Honpo (30 menit)

  • Berlokasi hanya 5 menit jalan kaki dari Kuil Zuiganji, kamu bisa menyambangi Matsushima Kamaboko Honpo yang menjual aneka kudapan.

  • Di sini, kamu bisa coba membuat sendiri sasakamoboko (otak-otak ikan) yang merupakan kudapan khas Prefektur Miyagi. Bentuknya dibuat mirip dengan daun bambu (sasa) untuk merepresentasikan keluarga klan Date yang berkuasa di Prefektur Miyagi dan Iwate pada zaman Edo.
  • Kulit yang dibakar garing membuat sansakamaboko bercita rasa sedikit renyah, dengan daging ikan bercita rasa gurih yang nikmat!
  • Halal Status:Ramah Muslim. Tusukan yang digunakan untuk sasakamaboko tidak mengandung bahan-bahan yang berasal dari hewan maupun alkohol. Meski begitu, tempat ini juga menjual alkohol dan makanan lainnya yang mungkin mengandung bahan-bahan yang belum bersertifikasi halal.

Makan siang di Date-na BBQ MATSU (1 jam)

  • Perjalanan ke Matsushima tak lengkap rasanya tanpa mencicipi oyster, atau tiram! Oleh karena lokasinya yang strategis, Matsushima Bay menjadi daerah penghasil tiram yang terkenal di Jepang. Di Date-na BBQ MATSU, kamu bisa menikmati tiram segar yang baru saja ditangkap dari perairan!

  • Dengan JPY 2.000 (Rp 271 ribu) kamu bisa menikmati tiram bakar all-you-can-eat selama 40 menit!
  • Berbeda dengan tiram dari Hiroshima yang saya pernah icip sebelumnya, tiram di Matsushima berukuran lebih kecil namun lebih juicy.
  • #HHWT Tip: Jika kamu tidak terbiasa mengkonsumsi tiram bakar, tak ada salahnya membawa saus sendiri (sambal misalnya!)
  • Halal Status:Matsu menyuguhkan buffet tiram bakar. Namun perlu diketahui bahwa Matsu juga menyuguhkan makanan non-halal dan minuman beralkohol. Namun berdasarkan pengamatan kami, tiram di sini menggunakan kontainer khusus yang terpisah dengan bahan makanan lainnya.

Minum teh at Kanrantei Tea House (30 menit)

  • Usai mengkonsumsi tiram bakar non-stop selama 40 menit, waktunya membasuh itu semua dengan teh hijau khas Jepang di Karantei Tea House.
  • Kedai teh tradisional ini pada awalnya berlokasi di Kyoto dan merupakan pemberian dari Toyotomi-Hideyoshi (Pemimpin Fushimi Castle) kepada Date Masamune (Pemimpin Sendai). Kedai teh ini dihancurkan kemudian dikirim ke Matsushima, hingga akhirnya dibangun kembali di lokasi sekarang.

  • Untuk sesi minum teh, harganya JPY 200 (Rp 27 ribu) untuk dewasa, JPY 150 (Rp 20 ribu) untuk remaja, dan JPY 100 (Rp 13 ribu) untuk anak-anak.
  • Kamu juga bisa membeli matcha (teh hijau bubuk khas Jepang) dan beragam makanan penutup berbahan dasar matcha sambil “melihat riak air” (itulah arti dari Kanrantei!)

  • Zunda mocha, Namagashi, dan Kabocha Cake semuanya dibuat menggunakan bahan plant-based.
  • #HHWT Tip: Jika bukan penggemar teh, kamu juga bisa memesan kopi atau jus apel seharga JPY 300 (Rp 40 ribu).

Beristirahat di Matsushima Rikyu (1 jam)

  • Di depan Kanrantei Tea House, kamu bisa berjalan kaki menyusuri bibir pantai menuju atraksi baru Matsushima Rikyu.
  • Ada deretan restoran, pertokoan, bahkan taman besar di mana pengunjung bisa melakukan beragam aktivitas.

  • Jangan lupa nikmati keindahan Matsushima Bay dari area rooftop!
  • Harga tiket masuk ke Palace Garden dan area rooftop adalah JPY 600 (Rp 81 ribu) untuk dewasa dan JPY 300 (Rp 40 ribu) untuk anak-anak.
  • #HHWT Tip: Matsushima Rikyu juga menyediakan beragam workshop dan rental sepeda seharga JPY 600 (Rp 81 ribu) untuk 2 jam. Kamu bisa melihat informasi lebih lanjut di sini.

  • Jangan lupa mampir ke Chaya Kanemon Souvenir Store untuk mencicipi es krim Kanemon yang sangat lembut, dibuat dari susu sapi dan taburan bubuk teh hijau Jepang.
  • Note: Chaya Kanemon Souvenir juga menyuguhkan beragam produk yang mungkin tidak tersertifikasi halal.

Menghabiskan sore di Motsuji Temple, Iwate (1-2 jam)

  • Saatnya melambaikan tangan ke Matsushima dan Prefektur Miyagi. Waktunya bertolak ke Motsuji Temple di Prefektur Iwate.

  • Untuk menuju Motsuji Temple, naiklah Tohoku Shinkansen Hayabusa dari Sendai Station dan turun di Ichinoseki Station (JPY 3.850/ Rp 523 ribu sekali jalan). Kemudian di Ichinoseki Station, naiklah kereta di jalur utama Tohoku dan turun di Hiraizumi Station (JPY 200/ 28 ribu sekali jalan). Dari Hiraizumi Station menuju Motsuji Temple, kamu bisa berjalan kaki selama 10 menit.

  • Dejima dan Chichu Tateishi yang ikonik ini merepresentasi kekuatan dari taman di Motsuji Temple. Harga tiket masuknya JPY 500 (Rp 67 ribu) untuk dewasa, JPY 300 (Rp 40 ribu) untuk siswa SMA (usia 16-18 tahun), dan JPY 100 (Rp 13 ribu) untuk siswa SD dan SMP (usia 7-15).

 Menikmati cahaya senja musim gugur di Chuson-ji Temple (1-2 jam)

  • Cobalah berjalan kaki sekitar 15 menit menuju Chuson-ji Temple, dan nikmati panorama musim gugur yang sangat indah.
  • Situs Warisan Dunia satu ini tersohor oleh Konjikido, atau Golden Hall. Sebuah ruangan dalam kuil yang memiliki interior, eksterior, sampai langit-langit yang dilapisi daun emas.

  • Saat musim gugur, panorama di sekitar Chuson-ji Temple akan berbeda karena deretan lampu redup yang membuat suasana semakin syahdu.
  • Harga tiket masuknya JPY 800 (Rp 108 ribu) untuk dewasa, JPY 500 (Rp 67 ribu) untuk siswa SMA (usia 16-18 tahun), serta JPY 300 (Rp 40 ribu) untuk siswa SMP (usia 13-15 tahun) dan siswa SD (usia 7-12 tahun).
  • #HHWT Tip: Rental panduan audio berbahasa Inggris tersedia di Chuson-ji Sankozo Museum dengan harga JPY 500 (Rp 67 ribu). Hiraizumi Interpreters and Guides Association juga menyediakan tur berbahasa Inggris lewat reservasi terlebih dahulu.

Check-in di Hotel Musashibo

  • Waktunya check-in di Hiraizumi Hotel Musashibo. Ryokan alias penginapan khas Jepang ini hanya lima menit perjalanan darat dari Chuson-ji Temple.
  • Ruangannya luas lengkap dengan kamar mandi dan toilet. Saat peak season, harga per malamnya adalah JPY 17.000 (Rp 2,3 juta).

  • Hotel ini juga menyediakan yukata dan amenity set.
  • #HHWT Tip: Kamu juga bisa menyambangi spa relaksasi mereka untuk foot massage seharga JPY 1.000 (Rp 135 ribu) untuk 10 menit.

Makan malam di Hotel Musashibo

  • Hotel Musashibo bisa menyediakan makanan ramah Muslim berdasarkan permintaan. Namun, pastikan kamu memberitahu staf hotel beberapa waktu sebelumnya.
  • Untuk makan malam, kami menikmati ragam menu vegetarian yang mencakup sayuran segar dan bahan lokal yang ditanam di Pegunungan Kitakami dekat penginapan.
  • Meski porsinya tampak sedikit, makanan ini sangat mengenyangkan! Pihak hotel juga menyediakan makanan tambahan termasuk mie soba dan makanan penutup.

Hari 3

Sarapan di Hotel Musashibo

  • Saat sarapan, kamu bisa memilih antara nasi atau bubur dengan set meal yang juga vegetarian berdasarkan permintaan para tamu Muslim.
  • Kami menikmati sarapan khas musim gugur dengan makanan berbahan dasar terong, juga mochi dengan baluran saus blueberry.
  • Halal Status: Ramah muslim (makanannya tidak termasuk condiment yang biasanya menggunakan alkohol seperti mirin atau sake, dan mayoritas menggunakan sayuran dan seafood lokal. Perlu diketahui bahwa hotel ini juga menyediakan makanan non-halal serta minuman beralkohol.

Belanja suvenir di Hiraizumi Rest House (30 menit)

  • Sebelum meninggalkan Hiraizumi, jangan lupa membeli oleh-oleh di toko yang berlokasi persis di seberang gerbang Chuson-ji Temple.

  • Salah satu buah tangan yang bisa kamu bawa pulang (atau makan sendiri!) adalah Junkin alias kue castella emas yang merepresentasikan daun emas di Konjikido. Makanan satu ini tidak menggunakan bahan apapun dari hewan maupun alkohol!
  • #HHWT Tip: Ada tempat ibadah di Hiraizumi Rest House yang bisa digunakan oleh turis Muslim. Ruangan ini dilengkapi dengan sajadah.

  • Untuk menggunakan ruangan ini, bertolaklah ke area kantor dari rest house yang berlokasi di seberang toko suvenir. Kamu juga bisa menelfon atau email terlebih dahulu. Cek informasinya di sini.

Nikmati suasana musim gugur di Geibi Gorge (1-2 jam)

  • Dari Hiraizumi, bertolaklah ke Geibi Gorge untuk menikmati panorama alam memukau.

  • Dari Hiraizumi ke Gelbi Gorge, kamu bisa naik kereta di jalur utama Tohoku dari Hiraizumi Station menuju Ichinoseki Station (JPY 200/ Rp 27 ribu sekali jalan). Turunlah di Geibikei Station untuk berganti kereta (JPY 510/ Rp 70 ribu) menuju Geibikei Station. Kamu tinggal berjalan kaki selama 5 menit sampai Geibi Gorge.
  • Geibi Gorge, atau Geibikei, adalah sebuah tebing yang bisa kamu lewati menggunakan perahu. Panorama di sini berbeda-beda tergantung musim.
  • Harga untuk boat tour di sini yaitu JPY 1.800 (Rp 245 ribu) untuk dewasa, JPY 900 (Rp 122 ribu) untuk anak-anak (9-12 tahun), dan JPY 200 (Rp 27 ribu) untuk anak-anak.

  • Pendayung perahu menggunakan tangkai untuk bermanuver di sungai. Tak hanya itu, dia juga akan menyanyikan lagu tradisional untukmu!
  • Sesi pertama petualangan naik perahu ini berdurasi 20 menit, dan pengunjung bisa turun dari perahu untuk mengeksplorasi keindahan tempat ini.
  • #HHWT Tip: Jika berkunjung saat musim dingin, kamu memiliki peluang untuk naik Kotatsu Boat. Ini adalah perahu khusus dengan pemanas yang memungkinkan kamu untuk menikmati pemandangan bersalju dengan nyaman.

Makan siang dan shalat di Higashiyama Kanko Hotel (1 jam)

  • Waktu berkunjung, kami disuguhkan seafood hotpot, tempura, dan makanan khas lokal yaitu ayu (ikan bercita rasa manis). Pastikan kamu melakukan reservasi untuk makanan ramah Muslim setidaknya 4 hari sebelum kedatangan. Kamu bisa melihat informasi lebih jelas di sini.
  • Halal status:Higashiyama Kanko Hotel bias menyiapkan makanan ramah Muslim menggunakan bahan vegetarian atau seafood, serta bumbu bersertifikasi halal. Perlu diingat bahwa restoran di sini juga menyuguhkan makanan non-halal dan minuman beralkohol.

  • Higashiyama Kanko Hotel memiliki masjid lengkap dengan area wudhu. Ruangan beribadah antara pria dan wanita terpisah, sehingga kita bisa beribadah dengan leluasa.
  • #HHWT Tip: Tamu yang menginap di hotel ini bisa menggunakan tempat ibadah selama 24 jam. Untuk pengunjung, tempat beribadah ini dibuka mulai pukul 08.00 - 17.00 waktu setempat (April - November) dan 09.00 - 16.00 waktu setempat (Desember - Maret).

Melukis Kokeshi Doll di Naruko (1-2 jam)

  • Selanjutnya, beristirahatlah di Miyagi untuk melukis Kokeshi Doll di Iwashita Kokeshita Museum, Naruko.
  • Jika naik taksi, waktu tempuhnya sekitar 1 jam 50 menit dari Geibi Gorge.
  • Opsi lain, kamu bisa bertolak dari Geibikei Station menuju Ichinoseki Station, dan berganti kereta di jalur utama Tohoku sampai tiba di Kogota Station. Di Kogota Station, berpindahlah ke Rikuuto Line dan turun di Naruko Onsen Station. Total harga keretanya yaitu JPY 2.310 (Rp 315 ribu) sekali jalan. Dari Naruko Onsen Station, kamu bisa berjalan kaki selama 18 menit menuju Iwashita Kokeshita Museum.
  • Berdasarkan sejarah, Kokeshi Dolls merupakan boneka anak-anak dari wilayah Tohoku sebelum akhirnya menjadi suvenir yang marak dijual di onsen (pemandian air panas) di wilayah Naruko.

  • Di museum ini, kamu bisa melukis sendiri Kokeshi Doll untuk dibawa pulang sebagai suvenir!
  • Waktu berkunjung, saya memilih untuk melukis stand doll. Guru atau sensei akan mengajarkanmu bagaimana cara melukis boneka tradisional Kokeshi.

  • Usai melukis boneka, langsung saja serahkan pada petugas dan ia akan memberikan lapisan lilin yang membuat bonekamu tahan lama!
  • #HHWT Tip: Slot untuk agenda melukis boneka ini terkadang terjual sangat cepat. Kami merekomendasikan kamu untuk melakukan reservasi di situs resmi mereka.

Bernostalgia di Ginzan Hot Spring (1 jam)

  • Saatnya bertolak ke Ginzan Hot Spring di Prefektur Yamagata. Dari Naruko, waktu tempuhnya sekitar 50 menit menggunakan taksi.

  • Ginzan Hot Spring berlokasi di Obanazawa City, Yamagata. Kota ini terkenal oleh ryokan atau penginapan tradisional Jepang yang menjulang di kanan dan kiri sungai. Tempat ini juga terkenal sebagai latar dalam film serial NHK TV yaitu “Oshin”.

  • Ada beberapa pemandian di sekitar sungai, di mana kamu bisa relaksasi sambil menikmati suasana sekitar.
  • #HHWT Tip: Kami merekomendasikan kamu untuk berkunjung sebelum matahari terbenam, saat jalanan dan jembatan memancarkan cahaya lampu remang-remang.

Check-in di Tendo Hotel

  • Dari Ginzan Hot Spring, saatnya check-in untuk malam ini. Tendo Hotel berlokasi sekitar 50 menit perjalanan dari tempat sebelumnya.

  • Deretan kamar di Tendo Hotel memiliki gaya khas Jepang, dengan kasur yang berada di lantai. Saya menginap di Superior Room bergaya Jepang yang sangat luas dan hangat!
  • #HHWT Tip: Harga ryokan bergantung pada peak season. Jika area ini sedang low season, kamu bisa mendapatkan harga lebih murah. Menginap satu malam termasuk makan malam dan sarapan dibanderol JPY 13.000 (Rp 1,7 juta) per orang saat kami berkunjung.

Makan malam di Tendo Hotel

  • Untuk makan malam, kami disuguhkan masakan ramah Muslim oleh Tendo Hotel. Alangkah baiknya jika kamu mengontak pihak hotel terlebih dahulu untuk mereka menyiapkan bahan-bahan makanan halal.
  • Makanan kami mencakup bahan-bahan segar dari Prefektur Yamagata yaitu salmon, tofu, dan jamur.

  • Kami juga disuguhkan tempura sayuran yang crispy dan nasi jamur Jepang!
  • Halal Status: Ramah Muslim (makanan di sini tidak mencakup condiment Jepang yang mengandung alkohol seperti mirin atau sake, dan hanya menggunakan sayuran atau seafood segar). Namun, perlu diperhatikan bahwa tempat ini juga menyuguhkan minuman beralkohol dan makanan non-halal.

Hari 4

Sarapan di Tendo Hotel

  • Turunlah ke ruang sarapan untuk menikmati grilled salmon, telur orak-arik, sayuran segar, dan yogurt buah.

  • Di ruangan ini, kamu juga bisa menemukan buffet dengan beragam pilihan mulai dari roti, nasi, juga bubur untuk melengkapi sarapanmu. Berdasarkan penelusuran kami, miso soup yang disuguhkan di sini juga bebas dari bahan makanan yang mengandung unsur binatang maupun alkohol.

Mendaki 1.000 anak tangga menuju Yamadera Temple (2,5 jam)

  • Waktunya menikmati gradasi warna dedaunan khas musim gugur di Yamadera Temple. Kuil ini memiliki waktu tempuh hanya 15 menit berkendara dari Tendo Hotel.

  • Gradasi warna musim gugur langsung menyapa kami di gerbang kuil!
  • Harga tiket masuknya JPY 300 (Rp 40 ribu) untuk dewasa dan JPY 200 (Rp 27 ribu) untuk anak-anak.

  • Usai mendaki 1.000 anak tangga, kamu akan dihadapkan oleh pemandangan super cantik dari atas bukit!

  • Jangan lupa mampir di Godaido Hall, dek observasi di mana kamu bisa menikmati pemandangan lembah sekitar dari titik terbaik.
  • #HHWT Tip: Pastikan kamu melakukan pemanasan terlebih dahulu sebelum mendaki. Jika kamu tidak ingin mendaki ke atas bukit, banyak restoran dan toko di area kuil yang bisa kamu sambangi!

Membuat mie soba sendiri di Tendo Tower (3 jam)

  • Untuk makan siang, bertolaklah ke Tendo Tower dengan waktu tempuh sekitar 20 menit.

  • Tendo Tower memiliki bentuk yang unik yaitu shogi (catur khas Jepang).

  • Di Tendo Tower, kamu bisa membuat mie soba sendiri!
  • Workshop ini seharga JPY 1.537 (Rp 208 ribu) per orang.

  • Kamu bisa mengatur sendiri tingkat ketebalan mie soba sesuai dengan keinginan. Ketika selesai, staf akan membawa mie hasil buatanmu untuk dimasak.

  • Begitu selesai dimasak, staf akan menyuguhkan mie soba yang kamu buat menggunakan piring berbentuk shogi. Kamu juga bisa menambahkan tempura sesuai selera!
  • Halal Status:Tempura, dashi, dan saus cocolan yang disuguhkan di Tendo Tower adalah ramah Muslim dan tidak mengandung alkohol atau derivat hewan. Namun perlu diketahui bahwa tempat ini juga menyuguhkan makanan non-halal serta minuman beralkohol.
  • #HHWT Tip: Usai workshop, kamu juga bisa meminta izin kepada petugas untuk menggunakan area tersebut untuk beribadah.

Safflower Dyeing

  • Usai makan siang dan beribadah, waktunya melakukan aktivitas lainnya khas Tendo yaitu safflower dyeing.

  • Safflower atau benibana adalah bunga khas Yamagata dan sangat populer di kalangan warga lokal
  • Saat workshop, kamu bisa membuat sendiri sapu tangan dengan pola tertentu menggunakan teknik dyeing.

  • Karet digunakan untuk membuat simpul, sekaligus memastikan sumpit berada pada posisi yang tepat. Kain sapu tangan kemudian dimasukkan ke dalam cairan safflower selama 10 menit. Begitu selesai, kamu bisa membawa sapu tangan ini pulang sebagai suvenir!
  • Workshop ini bisa diikuti dengan membayar JPY 1.573 (Rp 213 ribu) per orang. Kamu perlu reservasi 2 hari sebelum kedatangan.
  • Cek situsnya untuk detail lebih lanjut!

Berkunjung ke Zao-yaki Manpugama Pottery Studio (1,5 jam)

  • Dari Tendo Tower, kamu bisa berkendara selama 1 jam 20 menuju Zao-yaki Manpugama Pottery Studio.

  • Zao-yaki Manpugama Pottery Studio merupakan galeri dan workshop kerajinan gerabah yang dibuat dari tanah liat Zao.
  • Studio ini terkenal oleh gerabah khas Zao yang membutuhkan waktu 10 tahun untuk hasil yang sempurna!

  • Studio ini menyuguhkan beberapa workshop dengan harga mulai dari JPY 2.900 (Rp 393 ribu) sampai JPY 4.900 (Rp 665 ribu) per orang.

Check-in di Sansa-tei Hotel

  • Semua ruangan pada ryokan ini bergaya Jepang, dengan kasur futon lengkap dengan kamar mandi.
  • Meski suhu di luar hampir mencapai 1 derajat Celcius, kamar di hotel ini sangat hangat dan nyaman!
  • #HHWT Tip: Kamu bisa meminjam papan shogi dari front desk dan bermainlah dengan keluarga atau teman sambil menikmati panorama Pegunungan Zao dari jendela!

Makan malam di Sansa-tei

  • Makan malam di Sansa-tei merupakan suguhan mewah ramah Muslim, dengan varian menu seafood serta 4 jenis suguhan ikan! Makanan ramah Muslim bisa disiapkan oleh pihak hotel apabila kamu memesan dari jauh-jauh hari.
  • Saya juga mendapat kesempatan untuk mencicipi fugu atau ikan buntal durian, yang rasanya lembut dan nikmat. Fugu adalah ikan yang beracun sehingga harus diolah dengan benar. Para koki di Jepang harus mendapatkan lisensi sendiri dalam menyiapkan masakan ini!

  • Halal Status: Ramah Muslim (makanan di sini tidak mencakup condiment Jepang yang mengandung alkohol seperti mirin atau sake, dan hanya menggunakan sayuran atau seafood segar). Namun, perlu diperhatikan bahwa tempat ini juga menyuguhkan minuman beralkohol dan makanan non-halal.

Hari 5

Sarapan di Sansa-tei Hotel

  • Menu sarapan di hotel ini ramah Muslim, mayoritas terdiri dari sayuran dan ikan.
  • Setiap meja disuguhkan sekeranjang telur dan kamu bisa memilih sendiri cara penyajiannya. Kamu bisa menyantapnya langsung, atau meminta petugas hotel membuatkan tamago-yaki!
  • Harga kamar untuk satu malam, termasuk makan malam dan sarapa, adalah JPY 13.000 (Rp 1,7 juta).

Membuat keju di Zao Heartland Farm (45 menit)

  • Lima menit perjalanan dari Sansa-tei, kamu sudah tiba di Zao Heartland Farm.

  • Zao Heartland adalah peternakan yang dipenuhi sapi, domba, dan kambing yang tersebar di area seluas 100 hektar.
  • Peternakan ini menyuguhkan workshop membuat mentega, keju, juga es krim!

  • Kami mendapat kesempatan untuk membuat sendiri cottage cheese, yang bisa dinikmati langsung bersama crackers.

  • Salah satu produk yang paling diminati di sini adalah Molk. Minuman ini merupakan whey yang dihasilkan dari proses pembuatan keju. Rasa manis dari whey dikombinasikan dengan cream cheese menjadikan Molk minuman yang sangat segar!
  • Produk ini tidak menggunakan derivat hewan atau alkohol dalam pembuatannya.

Berkunjung ke Shiroishi Castle (1 jam)

  • Dari Zao, bertolaklah ke Shiroishi Castle yang memilki waktu tempuh sekitar 30 menit berkendara.

  • Shiroishi adalah istana bagi klan Katakura. Bangunan aslinya telah hancur akibat Restorasi Meiji, namun sisa bangunannya dipugar pada zaman Heisei.
  • #HHWT Tip: Ada sebuah museum yang berlokasi tepat di luar gerbang istana, yang menyuguhkan loker dan rental sepeda jika kamu ingin menjelajah area ini.

  • Di bagian dalam istana, ada sebuah area di mana kamu bisa mengenakan replika baju perang legendaris milik Date Masamune. Harganya JPY 2.000 (Rp 271 ribu) untuk keseluruhan baju, dan JPY 500 (Rp 67 ribu) untuk separuh baju bagian atas.
  • Jangan terkecoh! Meski replika baju perang ini terbuat dari plastik dan alumunium, baju ini lebih berat dari kelihatannya. Tersedia juga baju zirah yang bisa digunakan oleh anak-anak.

Makan siang di Dashiro -NIBO- (1 jam)

  • Kini waktunya untuk kembali ke Sendai, dan menikmati makan siang ramah Muslim di Dashiro -NIBO-.
  • Dari Shiroishi Castle, kamu bisa mencegat taksi menuju Shiroishi Station. Kemudian dari stasiun, naiklah kereta jalur utama Tohoku dan turun di Sendai Station (JPY 770/ Rp 105 ribu sekali jalan).
  • Dashiro -NIBO- menyuguhkan dua sajian ramah Muslim yaitu salt-based ramen dan soy sauce-based ramen. Keduanya dibanderol JPY 950 (Rp 128 ribu) per porsi.

  • Saya memilih soy sauce-based ramen dan sama sekali tidak kecewa! Rasanya sangat segar, terutama dengan tambahan perasan lemon. Untuk turis dari Asia Tenggara termasuk Indonesia, mereka juga menyediakan bubuk cabai untuk extra kick, seperti yang kita suka!

  • Status halal: Ramah Muslim. Gerai ini menyuguhkan makanan dengan bahan dan bumbu bersertifikat halal. Namun perlu diperhatikan, tempat ini juga menyediakan makanan non-halal dan minuman beralkohol.

Shalat di Sendai Islamic Culture Center (1 jam)

  • Lepas makan siang, kamu bisa menyambangi Sendai Islamic Culture Centre atau Sendai Mosque.

  • Kamu bisa menggunakan taksi dari Dashiro -NIBO- dengan waktu tempuh sekitar 15 menit sampai tempat ini.
  • Sendai Mosque dibangun pada 2007 dan merupakan rumah bagi Islamic Cultural Centre of Sendai (ICCS).

  • Masjid ini sangat luas dan memiliki area terpisah antara pria dan wanita.

Kembali ke Sendai Station dan memesan bento untuk makan malam

  • Bertolaklah kembali ke Sendai Station untuk memesan bento, menu makan malammu.

  • Gyutan bento atau lidah sapi adalah makanan khas Prefektur Miyagi. Asyiknya, perusahaan pembuat bento yaitu Kobayashi membuat versi halal untuk turis Muslim!
  • Untuk membeli bento ini, kamu bisa memesannya jauh-jauh hari di gerai Kobayashi di Sendai Station, atau email mereka di sini.
  • Status halal:Gyutan bento dari Kobayashi Co., Ltd., menggunakan lidah sapi dari perusahaan Australia yang bersertifikasi halal. Tidak ada campuran alkohol maupun derivat hewan termasuk babi dalam bahan atau bumbunya.

  • Sekarang, tiba waktunya untuk mengucapkan selamat tinggal (sementara!) pada Tohoku, harta karun-nya Jepang.

Menjelajah wilayah pegunungan di Jepang merupakan pengalaman yang sangat menyenangkan, memungkinkan saya untuk melihat lebih dalam keindahan alam Jepang. Saya sangat senang menyadari bahwa banyak sekali hotel dan restoran yang menyuguhkan pilihan ramah Muslim, meski jauh dari kota besar. 

Jika kamu ingin merasakan pengalaman yang sama, jangan lupa masukkan Tohoku dalam itinerary liburanmu selanjutnya di Jepang!

Artikel ini dipersembahkan oleh Tohoku Tourism Promotion Organization.