icon
article-hero

Mengintip Harta Karun Indonesia di Rijksmuseum Amsterdam

avatar-name

Sri Anindiati Nursastri •  Sep 15, 2020

Informasi yang tertera di bawah ini sesuai dengan kondisi saat artikel dipublikasikan.

Pada era kolonial, Belanda sempat membawa beberapa peninggalan sejarah Indonesia ke negeri mereka. Beberapa benda tersebut sekarang tersimpan di Rijksmuseum, salah satu museum tujuan favorit turis di Amsterdam.

Rijksmuseum merupakan museum nasional Belanda yang dibuat untuk menyimpan karya seni dan sejarah. Letaknya di Museum Square, dekat dengan Van Gogh Museum serta Stedelijk Museum Amsterdam.

Setidaknya ada 1 juta koleksi bersejarah yang ada di museum ini, bermula pada tahun 1200 sampai tahun 2000. Di sini kamu bisa melihat hasil karya beberapa pelukis kenamaan Eropa seperti Jacob van Ruisdael, Johannes Vermeer, Rembrandt, dan lain-lain.

Namun yang menarik, Rijksmuseum memiliki Asian Pavilion yang berisi peninggalan sejarah beberapa kawasan di Asia. Dari paviliun tersebut, koleksi terbanyak berasal dari Indonesia. Jumlahnya mencapai 2.000-an!

Salah satunya adalah keris pemberian Sultan Madura Cakra Adiningrat VII kepada Raja William I pada 1835. Keris tersebut bertabur 117 batu berlian. Ada pula sebuah miniatur pasar tradisional di Jawa, lengkap dengan alat musik gamelannya, yang merupakan peninggalan tahun 1825-1850.

Salah satu karya seni yang paling dicari adalah lukisan Nicolaas Pieneman, yang berasal dari tahun 1830-1835. Lukisan tersebut menggambarkan menyerahnya Pangeran Diponegoro di depan Liutenant General Baron de Kock, pada 28 Maret 1830. Pada lukisan tersebut tergambar Pangeran Diponegoro sedang berdiri di depan rumah berpilar dan berbendera Belanda. Para pengikutnya menunduk, memohon pada Belanda agar tidak membawa pemimpin mereka.

Beberapa lukisan lain yang menarik perhatian adalah pakaian-pakaian adat para abdi dalem di Jawa. Lukisan-lukisan tersebut berasal dari tahun 1810-1970.

Satu koleksi yang tak boleh dilewatkan adalah perisai tradisional warga Aceh yang digunakan saat perang. Perisai peninggalan tahun 1870-1875 tersebut memiliki motif khas.

Selama bertahun-tahun, pemerintahan kolonial hanya berfokus pada Jawa. Namun pada akhir abad ke-19, Belanda mengubah taktik. Dengan dibukanya Terusan Suez, lebih banyak kapal melewati Selat Malaka. Belanda mulai merambah Aceh. Perlawanan pun merajalela sekitar tahun 1870.

Selain beberapa peninggalan tersebut, masih banyak koleksi sejarah Indonesia lainnya yang bisa kamu lihat di Rijksmuseum. Usai berkeliling, kamu bisa beristirahat di kafe yang terletak di bagian tengah bangunan.

Jangan lupa masukkan Rijksmuseum dalam bucket list kamu usai pandemi nanti!

Rijksmuseum

Alamat: Museumstraat 1, 1071 XX Amsterdam, Belanda

Jam operasional: 09.00 – 17.00 waktu setempat

Harga tiket masuk: 19 Euro (Rp 335.000)/ orang dewasa

Website | Facebook | Instagram