icon
article-hero

Gunung Parang via Feratta, Mendaki Gunung dengan Cara Tak Biasa

avatar-name

Yashinta Rose •  Aug 18, 2021

Apa pengalaman naik gunung kamu yang paling berkesan?

Naik gunung bisa menjadi pengalaman yang membawa kita lebih dekat dengan alam. Salah satu yang menarik untuk dicoba adalah Gunung Parang.

Bukan jalur pendakian biasa, Gunung Parang menyajikan perjalanan yang unik. Member Tribes by HHWT Yashinta Rose membagikan pengalamannya mendaki Gunung Parang yang menantang dan berikut kisahnya.

Simak juga cerita dari member Tribes by HHWT lainnya dalam artikel berikut ini:

Mendaki gunung dengan pijakan tanah? Sudah biasa. Mendaki gunung dengan pijakan batu? Itu juga sudah biasa.

Mendaki gunung dengan pijakan besi baja (tentunya dengan memakai alat pelindung diri yang lengkap)? Mari kita coba.

Kredit: Yashinta Rose

Gunung Parang via feratta merupakan gunung batu Andesit tertinggi di Indonesia. Tingginya mencapai lebih dari 900 mdpl.

Terkenal dengan wisata panjat tebing tertinggi nomor dua se-Asia, Gunung Parang via feratta sukses mengundang banyak wisatawan lokal maupun mancanegara.

Feratta merupakan kata yang berasal dari bahasa Italia, artinya jalan besi. Via feratta menyajikan sensasi yang memacu adrenalin saat mendaki gunung ini.

Bagaimana tidak? Pijakan kita adalah besi-besi baja yang ditanam di dinding gunung. Kita harus memindahkan carabiner atau kaitan dari satu besi baja ke besi baja yang lain untuk menjaga keamanan kita.

Jika kalian datang dari Jakarta, kalian dapat menempuh perjalanan darat dalam waktu kurang lebih 2-3 jam menuju ke Kabupaten Purwakarta, tepatnya di Kampung Cihuni atau Kampung Cirangkong, Desa Pesanggrahan.

Kredit: Yashinta Rose

Pendakian Gunung Parang terdiri dari empat level ketinggian, yaitu 300 meter dengan harga sekitar Rp 200 ribuan dan 900 meter dengan harga Rp 400 ribuan.

Harga ini sudah termasuk peminjaman perlengkapan keamanan (safety harness, safety helmet, carabiner, tali karmantel) dan pemandu lokal yang akan menemani dan menjaga kita sampai ke puncak. Jadi jangan khawatir ya buat para pemula yang ingin mendaki gunung Parang karena keamanannya terjaga.

Sebelum mulai pendakian, kita akan melewati hutan di kaki gunung Parang. Perjalanannya memakan waktu kurang lebih 20 menit hingga tiba di permulaan pendakian.

Jalur pendakiannya pun beragam. Ada jalur yang miring ke kiri, kanan, dan yang pasti keatas dengan kemiringan mencapai 90 derajat. Pada saat itu, aku mencoba di ketinggian 300 meter dengan durasi pendakian 1-1,5 jam.

KRedit: Yashinta Rose

Setibanya di puncak, kita akan disambut lanskap Kota Purwakarta lengkap dengan Waduk Jatiluhur, Sungai Citarum, Gunung Bongkok dan Gunung Lembu, serta sawah, bukit dan pemukiman warga.

Waktu yang baik untuk berkunjung kesini adalah saat kemarau. Hindari musim hujan saat mendaki gunung untuk menghindari tergelincir dan petir.

Jangan lupa gunakan pakaian yang mudah menyerap keringat. Untuk menghindari paparan sinar matahari, disarankan menggunakan pakaian lengan panjang. Tak lupa mengoleskan tabir surya ke tubuh dan wajah.

Pakailah alas kaki yang nyaman dan tidak licin. Jangan lupa untuk menggunakan sarung tangan, supaya mantap ketika memegang besi baja.

Buat kalian yang lelah dan lapar setelah mendaki, di area basecamp Gunung Parang tersedia warung makan. Tak ketinggalan ada kamar kecil di dalam warung makan tersebut.

Jadi, persiapkan fisik secara optimal dan mari menaklukan Gunung Batu tertinggi di Indonesia!

Yuk, bergabung dengan Tribes by HHWT!

Pandemi Covid-19 membuat kita tidak bisa bepergian, karena itulah kami meluncurkan Tribes. Tribes adalah sebuah platform di mana kamu berbagi foto, video, dan artikel tentang travel, kuliner, dan topik lainnya.

Dengan bergabung dan mengirimkan konten, kamu berkesempatan mendapatkan hadiah voucher setiap bulannya, datang ke undangan media, berkolaborasi dengan brand, hingga jalan-jalan ke luar negeri.

Langsung saja bergabung dengan Tribes by HHWT dengan mengisi formulir di halaman ini:

http://bit.ly/HHWTTribesID

Kalau sudah, langsung saja upload tulisan, foto, atau video kamu ke halaman berikut ini:

Artikelhttp://bit.ly/TribesStoryID

Photo essayhttp://bit.ly/TribesPhotoStoryID

Videohttp://bit.ly/TribesVideoID